Sabtu, 23 April 2011

Kebudayaan Korea

Musik

Pertunjukkan musik tradisional Korea mementingkan improvisasi, berjalan terus-menerus serta sedikit jeda dalam setiap pertunjukkannya. Pansori contohnya, dapat berlangsung sampai lebih dari 8 jam dengan hanya satu penyanyi. Kontras dengan perbedaan alunan musik barat, sebagian besar pertunjukkan musik tradisional Korea dimulai dari gerakan (alunan) yang paling lambat sampai paling cepat. 

Untuk musik istana, pada zaman dahulu dipentaskan oleh masyarakat kelas atas. Salah satu contohnya adalah Jeongak. Jeongak dimainkan dengan sangat lambat, hanya dengan satu ketukan dalam setiap3 detik. Ketukan ini diselaraskan dengan kecepatan nafas. Alat musik yang digunakan dalam pementasan Jeongak dibuat dari bahan alam, sehingga suaranya lembut dan tenang. Hampir semua alat musik tiup dibuat dari bambu, sedangkan alat musik petik memiliki senar yang terbuat dari sutra. Beberapa alat musik tiup : Piri, Taepyeongso, Daegeum, Danso, Saenghwang dan Hun. Alat musik petik : Gayageum, Geomungo, Ajaeng, dan Haegeum.

Untuk musik modern, saat ini musik modern Korea dikenal dengan sebutan K-pop, yang berkembang pesat khususnya di Korea Selatan. Musik K-pop menjadi pilihan saat ini karena lagu, lirik, penampilan dan tarian dari girlband dan boybandnya yang menarik juga unik  Musik modern Korea Utara umumnya dipengaruhi oleh paham sosialis-komunisnya.

Tarian

Seperti halnya musik, ada perbedaan dalam bentuk tarian antara rakyat kelas atas (tarian istana) dan rakyat kelas biasa. Tarian istana yang umum contohnya Jeongjaemu, yang dipentaskan dalam pesta kerajaan. Jeongjaemu dibagi kedalam jenis yang asli dari Korea (Hyangak Jeongjae) dan jenis yang dibawa dari Tiongkok (Dangak Jeongjae).

Tembikar dan Keramik 

Penggunaan tanah liat dalam masyarakat Korea sudah berlangsung sejak zaman noelitikum dalam bentuk pembuatan tembikar dan keramik. Kerajinan tembikar berkembang pesat pada masa tiga kerajaan utama di kerajaan Silla. Untuk membuat seladon (cheongja) berwarna, digunakanlah proses deoksidasi, dimana seladon dibakar dalam tungku yang dibuat khusus. permukaan seladon dihiasi dengan berbagai ukir-ukiran. Seladon khas Dinasti Goryeo, yang berwarna giok hijau, sangat terkenal hingga saat ini. Dinasti Joseon juga mengembangkan kerajinan keramik putihnya (Baekja). Beberapa dari keramik-keramik ini kini dijadikan harta nasional Korea Selatan.

Rumah

Masyarakat tradisional Korea memilih tempat tinggal berdasarkan geomansi. Orang Korea meyakini bahwa beberapa bentuk topografi atau suatu tempat memiliki energi baik dan buruk (dalam konsep yang dan eum) yang harus diseimbangkan. Rumah menurut kepercayaan mereka harus dibangun berlawanan dengan gunung dan menghadap selatan untuk menerima sebanyak mungkin cahaya matahari. Cara ini masih sering dijumpai dalam kehidupan modern saat ini. Rumah tradisional Korea (biasanya rumah bangsawan atau orang kaya) dipilah menjadi bagian dalam (anchae), bagian untuk pria (sarangchae), ruang belajar (sarangbang) dan ruang pelayan (haengrangbang). Besar rumah dipengaruhi oleh kekayaan suatu keluarga. Rumah-rumah ini memiliki penghangat bawah tanah yang disebut ondol yang berfungsi saat musim dingin. 

Taman

Taman Korea adalah bentuk atau rancangan taman tradisional khas Korea. Walau taman Korea amat dipengaruhi konsep taman Tiongkok, rancangan bangunannya memiliki keunikan tersendiri. Karakteristik taman Korea adalah kesederhanaan, alami dan tidak dipaksakan untuk mengikuti suatu aturan khusus. Dibanding taman Tiongkok dan taman Jepang yang memiliki banyak elemen pelengkap karena konsep mengimitasikan pemandangan asli, taman Korea mungkin lebih tampak kurang akan unsur pelengkap. Taman Korea sangat mencolok dan sederhana karena selalu terdapat kolam teratai dengan bangunan paviliun didekatnya. Kolam dihubungkan dengan aliran alami yang bagi orang Korea sangat indah untuk dipandang.

Taman-taman yang terkenal :
Poseokjeong dan Anapji, taman dari Silla yang terletak di Gyeongju.
Huwon, taman yang berada didalam kompleks istana Changdeok di Seoul.

Pakaian

Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok (untuk Korea Utara Choson-ot). Hanbok terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (Baji) dan rok wanita (Chima). Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka, sehingga pakaian merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin. Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (Doljanchi), pernikahan atau upacara kematian. Saat ini Hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu masih digunakan. 

Kuliner

Bentuk kuliner Korea dipengaruhi oleh kebudayaan pertanian mereka. Makanan pokoknya adalah beras. Hasil utama pertanian rakyat Korea adalah beras, gandum dan kacang-kacangan. Hasil laut Korea ikan, cumi-cumi dan udang. Kuliner Korea sebagian besar dibentuk dari hasil fermentasi yang sudah berkembang sejak lama. Contohnya adalah Kimchi dan Doenjang. Makanan fermentasi sangat berguna dalam menyediakan protein dan vitamin ketika musim dingin. 

Festival

Kalender Korea didasarkan pada kalender lunisolar. Kalender Korea dibagi dalam 24 titik putaran (Jeolgi) yang masing-masing terdiri dari 15 hari dan digunakan untuk menentukan masa tanam atau panen pada masyarakat agraris pada zaman dahulu, namun pada saat ini tidak digunakan lagi. Kalender Gregorian diperkenalkan di Korea tahun 1895, tapi hari-hari tertentu seperti festival, upacara, kelahiran dan ulang tahun masih didasarkan pada sistem kalender lunisolar. 

Festival terbesar di Korea antara lain :
Seollal, imleknya Korea yang jatuh tepat bersamaan dengan tahun baru imlek.
Daeboreum, festival bulan purnama pertama.
Dano, festival musim semi.
Chuseok, festival panen raya atau festival kue bulan.

Sistem Pendidikan di Korea

Di negara kita karena tidak mengenal adanya wajib militer maka rata-rata umur 22-24 tahun para remaja sudah bisa menyelesaikan kuliahnya. Sementara di Korea tidak. Angka rata-rata pria Korea bisa menyandang gelar sarjana (S1) pada umur 27 tahun. Mengapa? Karena harus cuti kuliah dulu atau setelah lulus SMA langsung mengikuti wajib militer dulu sebelum meneruskan kuliah.

Sekolah di Korea jam pengajarannya sangat panjang. Dari pagi sampai jam 9 malam sehingga sangat jarang pada hari biasa, bukan hari libur dan pada jam-jam kerja bisa menemui anak sekolah bisa berkeliaran di jalan-jalan atau mall tidak seperti halnya di negara kita. Sisi positifnya selain tidak keluyuran di mall, juga angka kenakalan anak atau remaja Korea seperti tawuran dan menggunakan narkoba sangat rendah. Karena waktunya banyak tersita untuk belajar setiap hari di sekolah. Waktu di luar jam sekolah amat pendek dan benar-benar untuk beristirahat di rumah. Dan Korea juga sangat terkenal keras, disiplin dan benar-benar terstruktur kurikulum pendidikannya. Sehingga inilah salah satu faktor kunci kesuksesan negara Korea hingga menjadi negara maju seperti sekarang ini.



From : http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan_Korea 
http://asianfansclub.wordpress.com/2011/04/14/fakta-unik-tentang-korea/



Nama : Anggriana Pradita
NPM : 10110849
Kelas : 1KA31
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar