Selasa, 01 November 2011

Tipe-tipe Kepemimpinan

Kepemimpinan Autokratis

Menurut Robbins dan Coulter tipe kepemimpinan autokratis merupakan kepemimpinan yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak dan meminimalisasi partisipasi karyawan.

Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, dan dapat mengarahkan diri sendiri.

Kepemimpinan Laissez Faire

Kepemimpinan Laissez Faire mendeskripsikan pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya kebebasan dalam pengambilan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara karyawannya paling sesuai.


Bentuk-bentuk Organisasi Niaga

Organisasi niaga merupakan organisasi yang mempunyai tujuan utama untuk mencari keuntungan bagi organisasi itu sendiri. Bentuk-bentuk organisasi niaga cukup banyak yaitu :
  1. Fa (firma) merupakan suatu organisasi yang modalnya dari hasil bersama dan jika ada kerugian maka yang bertanggungjawab adalah tanggungjawab bersama. 
  2. CV memiliki dua bagian yaitu Aktif atau Pasif yang maksudnya jika Aktif yang menanamkan modalnya ke suatu organisasi ini juga ikut serta dalam berorganisasi sedangkan pasif yang menanamkan modal tidak ikut serta dalam berorganisasi ini.
  3. PT memiliki berbagai macam seperti tbk yang artinya organisasi ini terbuka dan dimiliki oleh pihak luar.
  4. Koperasi merupakan suatu organisasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam pada setiap anggotanya.
  5. Kartel merupakan suatu perkumpulan dari beberapa organisasi atau perusahaan yang bergerak dibidang sama yang membuat perjanjian tertentu agar tidak terjadi persaingan yang tidak seimbang.
  6. Join Ventura merupakan suatu organisasi yang beranggotakan dari beberapa negara.
  7. Trust merupakan gabungan dari beberapa perusahaan agar lebih kuat dari yang sebelumnya.
  8. Holding Company merupakan gabungan saham yang biasanya mengawasi satu atau lebih perusahaan.


Pemimpin Laissez-Faire

Tipe Pemimpin Laissez Faire

Pada tipe ini mempunyai karakteristik utama yaitu segala sesuatu akan berjalan lancar sebagaimana mestinya, yang perlu dilakukan adalah mengawasi kegiatan organisasi sesuai dengan apa adanya dimana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Peranan tipe ini biasanya sebagai polisi lalu lintas sengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat pada peraturan dan permainan yang berlaku. Peranan tipe pemimipin ini adalah pasif.

Tipe pemimpin ini akan membiarkan segala sesuatu berjalan dengan sendirinya. Pemimpin hanya melaksanakan fungsi pemeliharaan saja tidak perlu ikut campur atau menganggap bahwa organisasi tersebut tidak membutuhkan pusat kepemimpinan. Tipe ini sering dipakai oleh pemimpin yang sering bepergian atau hanya bertugas sementara.


Persekutuan Komanditer

Persekutuan Komanditer merupakan suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau lebih yang mempercayakan uang dan barang kepada orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin. Persekutuan dapat dibedakan menjadi dua yaitu Sekutu aktif atau sekutu Komplementer dan sekutu pasif atau sekutu Komanditer. 

Sekutu aktif merupakan sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga. Artinya semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering disebut sebagai persero kuasa atau persero pengurus. Sedangkan sekutu pasif merupakan sekutu yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan. Jika perusahaan menderita rugi mereka hanya bertanggungjawab sebatas modal yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang yang mereka peroleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan.

Organisasi Niaga

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Menurut bentuknya organisasi terbagi menjadi dua yaitu organisasi sosial dan organisasi niaga. Organisasi sosial merupakan organisasi yang mengutamakan kepentingan dalam bersosialisasi. Sedangkan organisasi niaga merupakan organisasi yang mempunyai tujuan utamanya untuk mencari keuntungan organisasi itu sendiri. Ditinjau dari segi tujuan, organisasi terbagi menjadi :
  1. Organisasi Niaga (contohnya PT, CV, Joint Ventura, Fa, Koperasi, Trust, Kartel dan Holding Company)
  2. Organisasi Sosial
  3. Organisasi Regional dan Internasional

Konflik Organisasi 5

Menurut Lewis A Coser, konflik mempunyai segi-segi positif. Berbagai segi-segi positif konflik dapat diuraikan sebagai berikut :


Konflik Dalam :
  1. Penggantian pimpinan yang lebih berwibawa, penuh ide dan semangat baru .
  2. Perubahan tujuan organisasi yang lebih mencerminkan nilai-nilai yang disesuaikan dengan perubahan situasi dan kondisi.
  3. Pelembagaan konflik itu sendiri, artinya konflik disalurkan agar tidak merusak susunan atau struktur organisasi. Dengan demikian konflik tidak dipadamkan tetapi dialirkan sesuai dengan kehendak anggota sehingga tercipta tata susunan baru peraturan permainan dalam organisasi.
Konflik dengan organisasi lain mungkin dapat :
  1. Lebih mempersatukan para anggota organisasi.
  2. Mendatangkan kehidupan baru di dalam hal tujuan serta nilai organisasi.
  3. Lebih menyadarkan para anggota terhadap strategi serta taktik lawan.
  4. Sebagai suatu lembaga pengawasan masyarakat.
Konflik merupakan suatu hal yang memakan pikiran, waktu, dan tenaga untuk menyelesaikannya. Kalau ini sering terjadi dan penyelesaiannya berlarut-larut akan memperlemah kedudukan pihak-pihak yang saling konflik dan organisasi sebagai keseluruhan. Pihak-pihak menjadi lemah untuk melaksanakan tugas-tugas sampai konflik tersebut terselesaikan dan memuaskan semua pihak. Oleh karena itu, penyelesaian secara cepat konflik yang terjadi diperlukan apabila diinginkan agar organisasi tetap maju.
          

Konflik Organisasi 4

Konflik Fungsional dan Peran - Salah

Konflik mempunyai potensi bagi perbaikan atau pengganggu pelaksanaan kegiatan organisasi tergantung pada bagaimana konflik tersebut dikelola. Sebagai contoh, para manajer dalam suatu perusahaan mungkin menghadapi konflik tentang cara anggaran tahunan dialokasikan diantara divisi-divisi mereka. Bila konflik ini ditangani secara tepat mungkin dapat mengarahkan penemuan cara pengalokasian baru yang menguntungkan organisasi keseluruhan. Misal lebih banyak dana dapat dialokasikan kepada divisi-divisi dengan pasar yang sedang tumbuh pesat.

Hasil-hasil fungsional lainnya dapat berupa :
  1. Manajer menemukan cara penggunaan dana yang mereka terima secara lebih efektif.
  2. Manajer menemukan suatu cara yang lebih baik untuk menekan pengeluaran.
  3. Manajer memperbaiki satuan-satuan pelaksanaan kerja keseluruhan sehingga tersedia dana tambahan.
Disamping itu, konflik juga mungkin berperan salah. Sebagai contoh, kooperasi (kerjasama) di antara para manajer terganggu atau konflik membuat koordinasi kegiatan-kegiatan organisasi menjadi sulit.