Minggu, 07 November 2010

Banjir Wasior 2010


Wasior adalah sebuah kota kecamatan yang berada dalam kabupaten Teluk Wondama Papua Barat. Sebuah kota yang kini luluh lantak terserang banjir bandang. Senin pagi 4 oktober 2010 kemarin kota indah di pinggir teluk nan mempesona ini diserang banjir bandang.

Saat itu tercatat hanya 4 orang yang meninggal dunia. Puluhan rumah hanyut dan banyak yang kehilangan sanak saudara. Banjir kejam akibat hujan deras semalaman ini  mengakibatkan meninggalnya ratusan orang, puluhan orang hilang dan ribuan orang mengungsi.

Kabar terakhir sampai tulisan ini saya ketik korban meninggal akibat banjir Wasior tembus 115 orang, dan tentunya akan terus bertambah. Lebih dari 3.000 orang harus mengungsi ke tempat yang aman. Info dari Detiknews semalam, menyatakan 76 orang dinyatakan hilang.
Banjir bandang terjadi karena kerusakan hutan di Wasior, sehingga hujan tiada henti terjadi sejak Sabtu, 2 Oktober 2010 hingga Minggu 3 Oktober 2010 yang menyebabkan Sungai Batang Salai yang berhulu di Pegunungan Wondiwoy meluap.

Banjir yang terjadi menyebabkan banyak infrastruktur di Wasior hancur termasuk lapangan udara di Wasior, sementara kerusakan juga menimpa rumah warga, rumah sakit, dan jembatan. Kerusakan yang terjadi disebabkan banjir yang terjadi membawa serta batu-batuan besar, batang-batang pohon, Lumpur. Bencana banjir bandang yang terjadi juga mengganggu hubungan komunikasi, jaringan listrik terputus dan aktifitas masyarakat lumpuh.

Banjir bandang juga menyebabkan 110 orang tewas dan 450 orang masih dinyatakan hilang. Sementara sebagian korban luka-luka dibawa ke Manokwari dan Nabire. Sementara sebagian korban luka lainnya dan warga yang selamat ditampung di tempat-tempat pengungsian. Akibat banjir yang terjadi yang merusak rumah warga dan infrastruktur banyak warga yang selamat memutuskan mengungsi ke Manokwari dengan menggunakan kapal laut.

Anak-anak diperkirakan menjadi korban terbesar dari bencana ini (sedang dilakukan verifikasi data korban anak). Anak-anak yang tetap tinggal di Wasior, tidak memiliki pakaian yang cukup, kebanyakan memakai kaos orang dewasa tanpa celana (telanjang). Mereka makan seadanya (umbi-umbian, daging tikus pohon, lao-lao).
Di lokasi pengungsian di Manokwari, terdapat sekitar 300an anak yang hidup di tenda-tenda. Beberapa diantaranya adalah bayi yang belum genap usia 6 bulan. Pada hari pertama anak-anak dan bayi kondisinya lemah dan banyak yang menangis. Anak-anak mulai menderita diare karena sewaktu di wasior mereka minum air mentah. Pada hari ini bantuan susu dan makanan mulai datang, namun jumlahnya belum mencukupi. Mereka juga kedinginan karena tidur tanpa selimut dan memakai baju seadanya.

Menurut pendapat saya Banjir Bandang Wasior terjadi akibat berkurangnya kelestarian lingkungan didaerah tersebut. Padahal Wasior merupakan tempat yang bagus dan menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan dari dalam negeri maupun luar negeri. Banyak kekayaan alam dan keindahan alam  yang bisa kita lihat disana. Namun sekarang sudah tidak indah lagi karena banjir bandang yang melanda Wasior. Solusi dari masalah ini, perlu ditingkatkan lagi kelestarian lingkungannya, jangan menebang hutan secara liar dan terus-menerus.





Nama   : Anggriana Pradita
NPM   : 10110849
Kelas   : 1ka31
Mata kuliah : Softskill ISD




Tidak ada komentar:

Posting Komentar